Ada Tawaran Pensiun Dini, Bagaimana Menyikapi?

Sebuah pesan Whatsapp dari seorang teman mengabarkan bahwa di kantor tempat kerjanya tengah menawarkan pensiun dini untuk karyawan tetapnya. Tawaran tersebut ada tanggal kadaluarsanya. Sehingga membuat bingung teman saya ini.

Mau pensiun dini dengan harapan bisa dapat dana segar atau meneruskan menjadi buruh pabrik yang ia sendiri juga sudah mulai jenuh? Memang salah satu strategi perusahaan paling kepepet saat perlu melakukan efisiensi adalah menawarkan program pensiun dini bagi karyawan dengan kriteria tertentu.

Ilustrasi (Dok: KP)

Tentu perusahaan sudah cermat menghitung pola dan sistem pensiun dini agar menarik di mata karyawan. Harapannya karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja dan cenderung bergaji lebih tinggi tertarik pensiun lebih dini sehingga secara jangka panjang perusahaan bisa menghemat biaya gaji karyawan.

Namun, dari sisi karyawan, apakah tawaran pensiun dini yang mungkin menawarkan pesangon menggiurkan patut dipertimbangkan atau diikuti? He he, bingung kan?

Biasanya karyawan atau buruh yang telah bekerja selama bertahun-tahun seringkali mengalami dilema antara bertahan di perusahaan atau mencoba tantangan baru. Mereka merasakan pergolakan batin di dalam diri antara kenyamanan kerja yang mapan dan perasaan jenuh yang dirasakan.

Mereka yang galau ini biasanya memiliki setidaknya satu anak, dan pasangan yang tidak bekerja. Dia juga punya tanggungan pinjaman rumah atau kendaraan, atau bahkan kredit panci.

Bisa juga ia tidak mencintai pekerjaannya atau terpaksa bertahan pada pekerjaannya karena sejumlah alasan di atas.

Sebelum mengambil keputusan penting ini, jika kebetulan kamu termasuk karyawan yang mendapat tawaran pensiun dini, sebaiknya telaah dan perhitungkan cermat saran-saran berikut:

Pertama, kamu harus menghitung pemenuhan hak pesangon yang seharusnya diterima. Kamu juga harus menghitung saldo dana pensiun. Jangan lupa pula juga menghitung saldo program BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, seorang karyawan yang ditawari pensiun dini perlu mempertimbangkan prospek setelah pensiun. Apakah akan bekerja lagi di perusahaan lain, apakah akan memulai usaha, atau total istirahat dari produktivitas?

Ketiga pilihan tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap kondisi finansial ke depan dan risiko yang melekat dengan masing-masing pilihan tersebut.

Seorang karyawan yang hendak mengambil pensiun dini perlu persiapan fisik dan mental. Pensiun adalah sebuah kepastian, yang membedakan pensiun dini dan pensiun reguler hanya cara dan waktunya. Mereka harus menyiapkan mental dan fisiknya bukan sebagai pegawai, tetapi sebagai freelancer.

Jangan lupa hitung hutang besar misalnya kredit pemilikan rumah, kredit pembelian mobil, dan semacamnya.

Jika kita telah menghitung bahwa uang pensiun dan uang pesangon ternyata tidak cukup untuk melunasi utang besar dan belum cukup untuk membiayai hidup hingga 5 tahun ke depan tanpa bekerja aktif, sebaiknya jangan mengikuti program pensiun dini.

Jika tidak lagi membayar cicilan KPR atau atau kredit pembelian mobil saat program pensiun dini ditawarkan, kamu bisa lebih leluasa mempersiapkan dana darurat saat belum memperoleh pekerjaan baru atau usaha yang di rintis belum memberikan hasil.

Besaran dana darurat bagi kamu yang masih lajang adalah 6 kali pengeluaran bulanan. Adapun bagi kamu yang sudah berkeluarga adalah 12 kali pengeluaran bulanan.

Coba cek apakah dana darurat yang kamu siapkan sudah mencapai angka tersebut? Jika belum, berarti kamu harus menyisihkan dari uang pesangon.

Mengapa dana darurat menjadi perhatian penting? Rentang waktu penawaran program pensiun dini terkadang relatif singkat, sehingga kamu belum tentu sudah mendapatkan pekerjaan baru saat memutuskan mengikuti program pensiun dini. Nah, pada masa ini dana darurat bisa dipakai untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.

Jangan sampai salah alokasi uang pesangon. Kamu tetap harus cerdas mengatur skala prioritas untuk kebutuhan jangka pendek hingga panjang.

Ada empat skala prioritas. Pertama, pelunasan utang konsumtif, upayakan 100% kamu melunasi seluruh utang konsumtif, seperti kartu kredit atau kredit tanpa agunan.

Kedua, pemenuhan dana darurat minimal 12 kali pengeluaran rutin bulanan.

Ketiga, dana pendidikan anak hingga lulus sekolah.

Keempat, dana untuk masa pensiun bisa diinvestasikan pada instrumen jangka menengah hingga panjang. Uang pesangon harus dibagi sebagian ke tabungan dan deposito untuk jangka pendek dan produk investasi untuk jangka menengah dan panjang.

Pertimbangan yang sering mendasari orang memilih pensiun dini adalah lebih ingin menikmati hidup dengan mengerjakan sesuatu yang disukai, tetapi tetap menghasilkan uang.

Jika kamu memiliki hobi yang potensial kamu kembangkan menjadi sebuah bisnis, patut dicoba dalam situasi seperti ini. Satu hal penting lain yang harus kamu perhatikan benar saat menerima uang pesangon adalah tepat mengalokasikan dana baik dari sisi jumlah, kegunaan, dan waktunya.

Suhari Ete (Koordinator Daerah Media Perdjoeangan Kepulauan Riau)
Batam, 4 Juli 2019

Artikel ini telah diterbitkan di koranperdjoeangan.com tanggal 4 Juli 2019

Comments (12)

  1. Abdoel Moedjib

    Jika perusahaan dan Karyawan bisa saling respek, maka akan terwujud namanya GOLDEN SHAKEHAND. Kedua belah pihak sama sama Happy

  2. Good artikel…

  3. srirachmawatyaulia

    Tulisan yg sangat bagus dan merupakan pencerahan sbg pedoman dlm mengambil keputusan.

  4. Ulasan yang sangat membantu

  5. Disisi lain ada karyawan yg ingin skli pendi tp tdk ditawarkan

  6. Pencerahan buat gegana (gelisah galau merana)

  7. Donald Paruhum Sitorus

    Bagaimana jika awalnya ada tawaran pendi disampaikan pd karyawan, namun setelah karyawan sudah setuju untuk pendi tapi malah tidak disetujui? Itu gimana??

  8. Mantap kalee ulasannya

  9. Mila sukmawardani

    Lalu, karyawan yg masih tetap ingin bekerja, namun divisinya tutup, dan mengharuskan pendi massal, solusinya apa?

  10. tisco indianto

    Mbak Mila berarti perusahaan wajib m3nempatkan karyawan yg masih mau bekerja pd LOB yg kosong. jangan malah mengambil karyawan luar atas dasar permintaan Kadiv baru atau pimpinan yg baru. Tolak kalo di minta resign atau pendi.
    dan laporkan ke SP jika Anda anggota SP.

    Itu saran pribadi saya.

  11. […] Baca: Ada Tawaran Pensiun Dini, Bagaimana Menyikapi? […]

Tinggalkan Balasan