Rizal Ramli Sebut Kampanye Kebijakan Industri 4.0 Pemerintah Ngawur

Pasuruan, SPDNews – Ekonom Rizal Ramli kembali mengkritik kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dikutip dari Detik, Mantan Menko Maritim ini menyebut kampanye kebijakan pemerintah terkait industri 4.0 ngawur.

Abdoel Moedjib, Jazuli, Rizal Ramli, Muhammad Rusdi, Apin Sirait dan Pramucahya Purwanto

“Jadi saya mohon maaf, pejabat pemerintah yang mengkampanyekan industri 4.0 itu ngawur. Apa sih 4.0? Mesin dan teknologi, makin lama peranan teknologinya yang digital dan nondigital makin penting. Manusianya yang ditinggalkan,” kata Rizal Ramli.

“Lo kok pemerintah Indonesia kampanye industri 4.0, di mana kekuatan utama di mesinnya, di digital power-nya. Siapa yang menguasai mesinnya, menguasai digital power-nya, dia yang kuasa. Dan kebanyakan kan perusahaan luar negeri semua,” imbuhnya.

Baca: Bertemu BoD, Serikat Pekerja Danamon Ingin Hubungan Industrial Seperti Di Jepang

Hal itu disampaikan Rizal saat menghadiri acara ‘Bincang-bincang Masalah Perburuan dan Perekonomian’ di Kota Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (1/2/2019). Acara ini digelar sejumlah elemen buruh di Pasuruan.

Menurut Rizal, kebijakan ekonomi 4.0 akan menggerus lapangan kerja dan menambah jumlah penganggur. Ia ingin Indonesia mencontoh arah kebijakan industri pemerintah Jepang.

“Pemerintah Jepang, di bawah Perdana Menteri Abe, dua minggu lalu mengeluarkan kebijakan industri 5.0, yang lebih canggih, dan mengatakan 4.0 ini salah. Karena pusatnya mesin, pusatnya itu teknologi. Di Jepang itu di balik, pusatnya itu manusia. Teknologi itu membantu manusia supaya lebih nyaman, efisien, supaya lebih produktif,” tandasnya.

Comments (8)

  1. BAPOR SP Danamon

    Bersatu, Berjuang, Sejahtera

  2. sukses selalu infonya dan terpercaya updatenya

  3. maradhinawawi

    Mantap tambah wawasan, kedaulatan Buruh..

  4. Ignatius Hertjahjono

    Wih top

  5. Dannis Seniar Yullea Paripurna

    💪

  6. Industri 4.0 bukan hanya soal kekuatan mesin tetapi lebih pada otomasi perangkat yang digunakan dan menggantikan tenaga konvensional agar lebih efisien. Hanya dengan satu brainware(manusia) dapat mengoperasikan keseluruhan produksi yang menggunakan peralatan canggih sehingga biaya dan waktu produksi dapat ditekan seminimal mungkin. Mayoritas perusahaan di Indonesia masih menerapkan industri 3.0 bahkan masih ada yang dibawahnya yang menggunakan seluruh kegiatan produksi yang menitik beratkan pada manusianya. Ya, industrii 4.0 memang ada kurang dan kelebihannya tersendiri.

Tinggalkan Balasan