Surabaya, SPDNews – Ribuan orang dari organisasi buruh, mahasiswa, lingkungan dan agraria yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (GETOL) Jawa Timur menunda aksi unjuk rasa yang sedianya digelar pada Senin (23/03/2020).
Pencegahan virus corona (COVID-19) menjadi alasan utama. Sebagai gantinya GETOL menghadiri undangan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Jadi aksi GETOL tidak dibatalkan, tapi ditunda. Karena kami mempertimbangkan kemungkinan terburuk jika terjadi penyebaran virus saat mobilisasi massa jumlah yang besar,” kata Dannis Seniar Yullea Paripurna seusai bertemu dengan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Sekretaris Jendral Serikat Pekerja Danamon ini menambahkan, GETOL menyampaikan tuntutan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur supaya pekerja yang ada di pabrik seharusnya juga di liburkan. Jika tidak maka Pemerintah Provinsi diminta membuat mekanisme perlindungan bagi buruh dalam bentuk surat keputusan sesuai kondisi darurat seperti saat ini.
“Kami mengapresiasi bahwa pekerja hari ini berkontribusi besar bukan hanya bagi dapur rumah tangganya sendiri, tapi dalam menopang roda kehidupan masyarakat melalui penyediaan kebutuhan masyarakat. Menyusul surat edaran Kadisnaker Pemprov Jatim terkait upaya menanggulangi risiko penyebaran COVID-19 di lingkungan kerja, kami terkesan dengan semangat rekan-rekan pekerja, bahwa ditengah segala keterbatasan kita perlu mencari solusi dengan semangat saling percaya dan kebersamaan,” tulis Emil pada akun Instragramnya.
🔥🔥🔥🔥🔥
Corona & Omnibus Law sama-sama berbahaya 😁
GERAM SUL SEL, juga seperti itu. TIDAK DIBATALKAN….tetapi di TUNDA…TUNGGU TANGGAL MAINnya…