Jakarta, SPDNews – 8 Maret 1975 untuk pertama kalinya PBB memperingati Hari Perempuan Internasional dan sejak saat itulah pada tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional.
Sedangkan proses yang akhirnya melahirkan gerakan ini sudah terjadi dari tahun 1909 di New York, Amerika Serikat dimulai dengan menuntut hak berpendapat dan berpolitik. Seperti kita ketahui bahwa awalnya perempuan sama sekali tidak punya hak tersebut dan kini setelah 100 tahun lebih keadaan sudah lebih baik, meskipun masih ada diskriminasi terhadap perempuan terutama di tempat kerja.
Stop kekerasan berbasis gender dan pelecehan seksual terhadap perempuan di tempat kerja, adalah tema yang diangkat dalam hari perempuan internasional kali ini. Kekerasanpun dalam berbagai bentuk baik secara verbal maupun fisik, perbedaan upah untuk pekerjaan yang sama, perlakuan yang berbeda antara Pekerja laki-laki dan perempuan termasuk hak akan istirahat saat haid. Itu masih menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi perempuan didalam dunia ketenagakerjaan di Negeri tercinta ini.
Baca: Marsinah Pemilik Jiwa Kartini, Sri Rachmawaty Nyata Berjuang!
Disisi lain, perempuan merupakan bagian penting dalam pergerakan organisasi ini. Beberapa menduduki kepengurusan Serikat Pekerja Danamon seperti Sri Racmawaty, Rustiati Ningsih, Lili Sunarti, Tuti Winarni, Mayrenetta Devi Ruslita, Reski Sambolang, Rosmiaty Gani, Ratih Melati, Catur Shanti Indriani, Yessy Yossita, Nina Indriaty, Nining Yani Handayanti, Ira Mustika Praba, R. A. Rima Yuniati, Revita W. A. Ishak, Jovita T. P. Andari dan lain sebagainya telah membuktikan peran penting perempuan.
Selamat Hari Perempuan Internasional.
The Warrior Princess
Perempuan adalah Tiang penyangga sebuah Negara, jika perempuan di Indonesia baik, aktif menjaga suami dan anaknya dalam kebaikan, apalagi turut serta secara aktif dalam setiap entitas yang baik, maka baiklah negeri ini
๐ PERJUANG
๐
Selamat Hari Perempuan Internasional ๐ช
๐
Hidup Buruh Perempuan!
๐
Srikandi bangsa ini
Keren
๐