Tokyo, SPDNews – Pekerja di Jepang sedang menghadapi gelombang perubahan besar. Percepatan transformasi digital dan gerakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga nol pada tahun 2050 dapat mengubah sifat industri, pekerjaan, dan masyarakat secara drastis.
Menjadi ancaman terhadap pekerjaan, upah dan status kerja tetap. Pada saat yang sama, kerentanan jaring pengaman sosial telah mengalami penurunan drastis. Secara khusus pada pekerja paruh waktu, pekerja kontrak jangka waktu tertentu, pekerja kontrak sementara, pekerja lepas, perempuan, orang asing dan pelajar mengalami hal ini.
Isu ketenagakerjaan yang dialami Jepang ini diketahui Ketua Umum, Abdoel Moedjib dan Sekretaris Jendral, Dannis Seniar Yullea Paripurna ketika berada di Kantor Pusat Japan Trade Union Confederation (JTUC) atau RENGO, 6 Juli 2023.
RENGO merupakan Konfederasi Serikat Pekerja terbesar di Jepang yang memiliki jumlah anggota 7 juta pekerja. Sejak didirikan pada tahun 1989, RENGO telah berjuang untuk melindungi Pekerja untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Baca: Serikat Pekerja Danamon Desak DPR RI Tolak PERPPU Cipta Kerja
RENGO mempromosikan transisi adil untuk meminimalisir dampak negatif yang timbul dan menjadikan transformasi sebagai peluang dalam mencapai cara kerja dan pekerjaan yang lebih baik bagi para pekerja dengan menghormati hak asasi manusia. Sehingga semua orang dapat bekerja secara adil dan setara dengan mengakui keragaman satu sama lain, tanpa memandang jenis kelamin, usia, kewarganegaraan, keberadaan disabilitas, bentuk pekerjaan dan perbedaan lainnya.
Baca: Bersama Bersinergi, SP Danamon Perkenalkan Konsep Baru Organisasi
Untuk mencapai tujuan ini, RENGO membagi menjadi 3 prioritas.
Pertama, memperkuat sumber daya manusia, struktur, dan pondasi lainnya untuk menciptakan gerakan yang memiliki jangkauan luas melalui dialog dan komunikasi sosial yang aktif guna mencapai masyarakat yang berkelanjutan.
Kedua, memajukan gerakan yang melindungi dan menciptakan masyarakat yang aman dan pekerjaan yang layak melalui peningkatan upah dan kondisi kerja serta memperkuat pondasi usaha kecil menengah (UKM).
Baca: Pekerja Semakin Solid, Ini Pencapaian SP Danamon Di Tahun 2022
Ketiga, mewujudkan tempat kerja dan masyarakat dengan keberagaman sejati yang menghargai setiap individu serta mewujudkan kesetaraan gender yang mengakar kuat.
Dannis, mengungkapkan bahwa mereka (RENGO) terus mengumpulkan pemikiran melalui pengalaman berpartisipasi dalam kegiatan sosial untuk meningkatkan kekuatan gerakan.
“Dalam mencapai stabilitas pekerjaan dan kehidupan, yang merupakan tujuan mendasar dari Serikat Pekerja maka mereka memprioritaskan melakukan kegiatan politik yang bertujuan untuk meningkatkan dan mereformasi kebijakan di tingkat nasional dan lokal. Mengajak anggota Serikat Pekerja untuk meningkatkan kesadaran politik mereka dan secara pribadi berpartisipasi dalam kegiatan politik. Supaya kebijakan demokrasi parlementer yang baik untuk Pekerja dapat tercapai,” jelasnya.
Baca: 50 Ribu Saham PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Dimiliki Oleh Serikat Pekerja
Ia menambahkan, RENGO telah mengantisipasi pelanggaran hak asasi manusia dan hak-hak Serikat Pekerja yang terjadi di seluruh dunia berdasarkan strategi perburuhan internasional RENGO dan juga bekerja sama dengan berbagai organisasi.
“RENGO mempromosikan gerakan perburuhan internasional yang berlandaskan pada hubungan industrial yang konstruktif. Mereka juga melakukan sesuatu untuk mencegah perselisihan tenaga kerja yang sering terjadi di situasi kemajuan globalisasi dan mempromosikan penyelesaiannya,” terangnya.
Sehingga pelatihan dan pendidikan sumber daya manusia merupakan isu yang mendesak dalam mendukung suksesi dan pengembangan gerakan buruh.
🔥🔥🔥🔥🔥
Duo punggawa yang cerdas dan militan
Maju terus, nyata berjuang
“Belajar pada ahlinya, dapatkan ilmunya dan terapkan sesuai kearifan lokalnya”… SP Danamon memang kereeennn.
Makin jaya dan makin di segani kawan dan Lawan…
👍🏼